i. Dakwah islam adalah dakwah tauhid
Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam menunaikan Ibadahnya kepada Allah SWT. Melalui dakwah maka pesan-pesan yang disampaikan Allah melalui Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW akan memberikan jalan kemudahan bagi manusia dalam menata kehidupannya di dunia Ini. Penghambaan hanya kepada Allah saja adalah inti dari ajaran Al Islam agar manusia mendapat petunjuk, rahmat dan hidayahNya dan terselamatkan di akhirat nanti.
Orang kafir/musyrik percaya terhadap Allah. Mereka bukan atheis tetapi percaya terhadap keberadaan Allah. Ketika ditanya siapakah yang menciptakan langit bumi mereka akan menjawab Allah. Siapa yang menurunkan air dari langit lalu segala yang ada di bumi menjadi hidup ? mereka menjawab Allah. Hal ini bisa dilihat dalam Q.S 29:61
ؤْفَكُوْنَ وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗفَاَنّٰى يُ
“ Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran).
Qs. 29: 63
اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ ࣖلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ مِنْۢ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۙقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَ وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ نَّزَّ
“ Dan jika kamu bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan (air) itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Katakanlah, ”Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti.
Bisa dilihat penjelasan lain QS: 31: 25 QS: 43:9
Q.S 31:25
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, ”Allah.” Katakanlah, ”Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Q.S 43:9
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيْزُ الْعَلِيْمُۙ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.”
Setiap Rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada manusia memiliki tugas yang sama yaitu menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah dan Tiada Tuhan selain Allah . Dalam kenyataan orang-orang kafir/musyrik menyakini ada kekuatan lain selain Allah. Mengapa mereka menyembah selain Allah padahal mereka mengerti atas keberadaan Allah sebagai pencipta langit dan bumi tetapi mereka menyatakan bahwa mereka menyembah berhala dalam rangka mendekatkan dirinya kepada Allah. Jadi berhala digunakan sebagai perantara. Berhala mereka ukir seperti malaikat yang punya sayap, ada malaikat pemberi rezeki padahal malaikat sendiri tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Kepercayaan terhadap hal ini bisa kita lihat sampai saat ini seperti agama Hindu dan Budha yang menyembah dewa mereka. Sebagai seorang muslim maka kita wajib memurnikan aqidah kita agar terbebas dari kemusyrikan. Dalam QS : 39: 3 Allah berfirman :
اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.
Untuk memperbaiki hal itu Allah utus rasul kepada mereka yang menyeru untuk menyembah Allah.
Apakah berhala yang mereka sembah mampu menandingi Allah ? Allah tantang berhala yang mereka sembah apakah dapat menahan bencana atau memberikan rahmat ?
( Qs. 39:38 )
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗ قُلْ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ اَرَادَنِيَ اللّٰهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كٰشِفٰتُ ضُرِّهٖٓ اَوْ اَرَادَنِيْ بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكٰتُ رَحْمَتِهٖۗ قُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ ۗعَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ
Dan sungguh, jika engkau tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Kalau begitu tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan bencana itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah orang-orang yang bertawakal berserah diri.”
Ibnu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Ahmad Ibnu Islami Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Bakar As-Sahmi, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Hatim, dari Abul Miqdam maula keluarga Usman, dari Muhammad Ibnu Ka’b Al-Qurazi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu yang merafa-kan hadits ini sampai kepada Rasullah SAW yang telah bersabda: “ Barang siapa yang ingin menjadi orang yang terkuat hendaklah ia bertawakkal kepada Allah SWT Dan barang siapa yang ingin mnejadi orang terkaya, maka hendaklah apa yangada di tangan kekuasaan Allah lebih kuat dipegang olehnya daripada apa yang ada ditangannya ( yakni lebih suka bersedekah daripada memperkaya diri ). Dan barang siapa yang ingin menjadi orang yang paling mulia, hendaklah ia bertawakkal kepada Allah SWT
Kepercayaan mereka terhadap berhala yang mereka sembah diikuti dengan memberikan sesuatu terhadap berhala. Dari Ali ibnu Abu Talhah dan Al Aufi telah meriwayatkan dari ibnu Abbas mengatakan sebagai berikut : Sesungguhhnya musuh Allah ketika menanam tanaman ketika menghasilkan buahnya maka mereka memberikan bagian untuk Allah dan bagian untuk berhala sembahan mereka. Bagian untuk berhala mereka simpan dan mereka hitung-hitung. Pengairan tanaman mereka bagi menjadi dua bagian untuk Allah dan bagian lain untuk berhala.
Hal ini pun terjadi ketika mereka beternak. Menurut Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa segala sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah berupa sembelihan yang mereka sembelih, mereka tidka memakan selama-lamanya kecuali ketika mereka menyembelih menyebut nama berhala mereka. Sedangkan hewan yang mereka sembelih untuk berhala, mereka tidak menyebut nama Allah bersama nama berhala mereka.
Allah berfirman dalam QS : 6:136
وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ مِمَّا ذَرَاَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْاَنْعَامِ نَصِيْبًا فَقَالُوْا هٰذَا لِلّٰهِ بِزَعْمِهِمْ وَهٰذَا لِشُرَكَاۤىِٕنَاۚ فَمَا كَانَ لِشُرَكَاۤىِٕهِمْ فَلَا يَصِلُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَمَا كَانَ لِلّٰهِ فَهُوَ يَصِلُ اِلٰى شُرَكَاۤىِٕهِمْۗ سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
Dan mereka menyediakan sebagian hasil tanaman dan hewan (bagian) untuk Allah sambil berkata menurut persangkaan mereka, “Ini untuk Allah dan yang ini untuk berhala-berhala kami.” Bagian yang untuk berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan bagian yang untuk Allah akan sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu.
Kepercayaan Jahiliyah terhadap hewan antara lain :
a. Bahirah : unta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi, dan tidak boleh diambil air susunya.
b. Saibah : unta betina yang dibiarkan bebas karena suatu nazar. Masyarakat Arab Jahiliah ketika hendak melakukan sesuatu atau perjalanan jauh biasa bernazar menjadikan unta mereka sa’ibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
c. Wasilah : jika seekor domba betina melahirkan anak kembar dampit, maka anak yang jantan disebut wasilah; ia tidak boleh disembelih, melainkan harus dipersembahkan kepada berhala.
d. Ham, yaitu unta jantan yang tidak boleh diganggu lagi karena telah membuahi unta betina sepuluh kali.
Perlakuan terhadap bahirah, sa’ibah, washilah, dan ham adalah kepercayaan Arab Jahiliah; tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah dengan meyakini bahwa semuanya merupakan ketetapan Allah; dan kebanyakan mereka tidak mengerti sedikit pun makna dan maksud dari mitologi tersebut. ( QS : 5 : 103 )
Kebiasaan Arab pada saat Jahiliyah adalah membunuh anak perempuan dalam rangka mendekatakan dirinya kepada Allah padahal itu adalah suatu kebodohan. Alasan lain karena takut kelaparan, jatuh miskin atau takut hartanya hancur.
QS: 6: 140
قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ ࣖ
Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.
II. Tanggapan Masyarakat terhadap dakwah tauhid
Ketika dakwah yang disampaikan kepada masyarakat maka ada yang menerima dan ada yang menolak dakwah. Mereka yang menolak dakwah yang disampaikan oleh para Rasul memiliki alasan karena mereka percaya terhadap tradisi turun temurun.
Segala sesuatu yang mereka perbuat akan diminta pertanggungjawaban di Akherat. Ketika mereka ditanya mengapa menyembah berhala mereka menjawab karena mengikuti nenek moyang ( tradisi ) QS : 2: 170
Ketika musa memperingatkan para pesihir fir’aun maka jawaban sama. QS : 10: 78
Ketika diseru untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya mereka menolak. Qs. 5:104
QS: 21: 53
Kenapa menolak karena :
a. setan yang menyeru mereka dan mengajak kepada kemungkaran. QS: 31: 21
b. menganut suatu agama yang mereka yakini benar tanpa ada dalil yang menguatkan. QS: 43: 22
Rasul yang diutus kepada setiap umat adalah untuk memperingatkan kepada manusia untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka diutuslah rasul dalam suatu negeri untuk memberi peringatan terutama kepada orang yang hidupnya mewah tetapi mereka menolak. Ini menjadikan indikator dakwah bagi masyarakat dalam suatu negeri. QS: 43 : 23
Allah peringatkan kepada mereka untuk memurnikan aqidah dan tidak mencampuradukkan dengan sesembahan lain dan Allah akan memberikan keputusanNya. QS: 39 : 3
Penyembahan terhadap Berhala : latta, Uzza, Manat ( QS : 53 : 19 – 23 )Masyarakat Arab menganggap mereka anak perempuan Allah. Dalam salah satu versi, memang ketiganya adalah dewi-dewi yang biasa disembah secara turun temurun.
Namun, menurut Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsir Ath Thabari (22/523), Latta adalah orang biasa. "Al latta dulu adalah seorang lelaki yang membuat adonan roti (yang dibagikan secara gratis) kepada jamaah haji. Ketika dia meninggal, orang-orang beri’tikaf di kuburannya dan menyembahnya."
Ibnu Katsir menambahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7/455), "Al latta adalah patung putih yang berukir. Ia ditempatkan dalam sebuah rumah di Tha'if yang memiliki kelambu-kelambu dan juru kunci. Di sekelilingnya terdapat halaman. Latta diagungkan oleh penduduk Tha'if." Ibnu Katsir kemudian merujuk pada suatu hadis:
" Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhuma, beliau menafsirkan bahwa Latta adalah seorang pria yang membuat adonan roti untuk para jemaah haji." (HR. Bukhari no. 4859)
Setelah orang saleh itu meninggal, orang-orang mengenang kebaikannya dan mendatangi kuburannya, lalu beribadah di sana. Lama-lama, dia diagungkan dan menjadi berhala yang disembah selain Allah.
Al-‘Uzza adalah saudara perempuan dari Al-Lat dan Manat. Masyarakat Arab percaya, Al-‘Uzza adalah dewi perang, perlindungan, dan penyembuhan. Al-ʻUzza adalah berhala terbesar di antara orang Quraisy. Mereka biasa melakukan perjalanan kepadanya, menawarkan hadiah kepadanya, dan mencari bantuannya melalui pengorbanan." patung Al-'Uzza adalah tiga pohon akasia dan dia diyakini terwujud di dalamnya
Pohon-pohon itu ditebas Khalid ibn al-Walid, yang juga membunuh penjaga terakhir kuilnya
Pendampingnya dianggap sebagai Hubal, dewa prajurit yang diyakini memiliki kekuatan atas kemenangan dalam pertempuran, kekayaan, dan curah hujan. Dia adalah putra Manat, dan saudara laki-laki dewa bulan Wadd, penguasa langit malam bersama istrinya, Suwa, dewi malam itu sendiri.
Manat adalah nama salah satu berhala yang terletak di Musyallal yang termasuk wilayah Qudaid, suatu tempat antara Makkah dan Madinah. Berhala ini merupakan sembahan kabilah Huzail, Khuza’ah, Aus, dan Khazraj pada masa jahiliah. Mereka memulai ibadah haji dari tempat berhala ini sampai ke Ka’bah. Berhala yang terbuat dari batu dan berupa sesosok perempuan ini bersama al-Lata dan al-Uzza dipersonifikasikan oleh para penyembahnya sebagai anak perempuan Allah. Berhala ini dihancurkan oleh Ali bin Abi Thalib atas perintah Nabi saw pada tahun 8 H.
"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), 'Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.'" (QS. Az Zumar: 3).
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam sendiri saja mewanti-wanti umatnya untuk tidak berlebihan mengultuskannya. "Jangan berlebihan memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuja-muji Isa Ibnu Maryam. Karena aku hanyalah hamba-Nya, maka sebutlah aku hamba Allah dan rasul-Nya." (HR. Bukhari 3445)
Di hadis lain disebutkan, "Ya Allah, jangan jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Sangat keras murka Allah terhadap kaum yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah)." (HR. Ahmad 13/88, di sahihkan Ahmad Syakir)
Setelah penaklukan Mekah (fathul Makkah) dan posisi Islam lebih kuat secara politik, Nabi Muhammad memerintahkan penghancuran semua berhala. Ini supaya umat yang baru memeluk Islam tidak kembali berpaling ke tradisi penyembahan berhala, terlebih setelah beliau meninggal.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dan memberikan rahmat dan HidayahNya, Amiin Ya Robbal Aalamiin.