Secara etimologi, kata ahlak merupakan bentuk jamak dari khulk yang berarti budi pekerti, perngai, tingkah laku atau tabiat. Prof. Dr. Amin menyebutkan bahwa ahlak ialah kebiasaan kehendak . Artinya, kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu dan kebiasaan itu disebut Ahlak.
Didalam AlMu’jam al wasit disebutkan definis ahlak adalah “ Sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam macam perbuatan , baik atau buruk tanpa membutuhan pemikiran dan pertimbangan”. Karena aktivitas perilaku manusia, yang dipelajari dalam ahlak, senantiasa bermuara pada tujuan “kebahagiaan”. Apakah hakekat kebahagiaan ?. Dalam prinsip Islam , yaitu ketenangan hati dan qana’ah. Perlu digaris bawahi bahwa tolok ukur kebahagiaan itu sejauh mana kita mampu melaksanakan program program hidup yang berlandaskan pad Al Islam.
Akhlak adalah menifestasi keimanan. Tamsil mengenai pohon yang baik dalam Al Qur’an merupakan contoh yang indah ( QS. 14:24-27). Akhlak muslim yang tercela dibagi menjadi dua Yaitu Maksiat Lahir dan maksiat bathin. Maksiat adalah sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir ; tangan, mulut, mata dsb. Maksiat bathin merupakan segala maksiat yang dilakukan oleh anggota bathin yaitu hati.
Ternyata Akhlak merupakan azas bagi kebahagiaan. Akhlak baik sebagai azas kebahagian dan akhlak buruk sebagai pangkal kesengsaraan.
Diantara anggota lahir, lisan termasuk yang terbanyak membuat maksiat. Cara mengatasinya salah satunya menerapkan hadist Rasul “Berkata yang baik atau diam”. Maksiat lahir yang adalah maksiat telinga, maksiat mata( QS 24:30-31) dan maksiat tangan (QS 5 : 38). Sementara maksiat bathin taitu marah, rasa dongkol, iri, dengki dan sombong.
Akhlak sebagai Azas Kebahagiaan
Kebahagiaan menurut Islam yaitu Qanaah dan Ketenangan hati
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (٢٨)الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ (٢٩)
“28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. 29. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS 13:28-29)
Perhatikan juga Qs. 48:4, 16:79,57:20).
Islam mengajarkan bahwa manusa yang paling baik adalah manusia yang paling banyak mendatangkan kebaikan kepada orang lain (Akhlakul Karimah)
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا (٧)
“7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. ( QS 17:7)
Perhatikan juga Qs 21:107, 68:4, 2:177, 103:1-3, 16 :97).
Akhlak buruk merupakan pangkal kesengsaraan
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١)
“41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS 30:41)
Perhatikan juga Qs.104:1, 38:26, 70:19-29).
Akhlak kepada Orang Tua
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS 31:14)
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥)
“15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri". (Qs. 46:15)