Bahwa sebagai ilmu pengetahuan, Ilmu Tauhid bisa ditinjau dari beberapa sisi. Diantaranya adalah mempelajari kedudukan Allah bagi manusia. Dengan berdasar kepada Qs 1:1-5, 114:1-3 39:6 bahwa kedudukan Allah adalah sebagai Rabbinnas, Malikinnas dan Ilahinnas. Dari bahasan ini kita bisa mempelajari jenis tauhid yaitu Tauhid Rubbubiyah. Tauhid Rubbubiyah tidak bisa dipisahkan dengan Tahid Uluhiyah, justru keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Sebelum kita mempelajari Tauhid Rubbubiyah kita akan belajar makna atau pengertian Rabb, Rabb secara bahasa berasal dari kata rabba - yarubbu - rabban (رَبَّ يَرُبُّ رَبًّا) yang berarti maaliki مَالِكِ (pemilik) sebagaimana disebutkan dalam Qs, 106/3, juga berarti sayyidan سَيِّدًا (majikan/tuan) sebagaimana disebutkan dalam Qs. 12/41,42,50.
Imam Ar Raghib Al Ashfahani dalam kitabnya Mufradat fi Gharibil Quran, bab Ra’, menyebutkan bahwa kata Rabb itu asal artinya adalah Attarbiyah اّلتَّرْبِيَةُ (pengasuhan, pendidikan), yaitu menumbuhkan suatu keadaan menuju kesempurnaan sedikit demi sedikit. Dikatakan dalam kalimat رَبَّهُ وَ رَبَّاهُ وَ رَبَّبَهُ artinya ia mendidiknya.
Dalam Tafsir Al Maraghi menyebutkan ketika membahas Qs 3/64, bahwa kata Ar-Rabbu artinya adalah assayyidu wal murabbi اَلسَّيِّدُ وًالْمُرَبِّي (tuan dan pendidik).
Berdasar penjelasan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa secara istilah, rabb berarti
نَشَّاءَالشَّيْءَ مِنْ حَالٍ اِلىَ حَالٍ اِلىَ حَالِ التَّمَامِ
yang artinya adalah mengembangkan suatu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih sempurna.
Dr. Muhammad Hasan Al Hamsyi dalam “Tafsir wa Bayan, Mufradat Al Quran, ‘ala Mishafit Tajwid, ma’a Asbabun Nuzul li Suyuthi, saat menjelaskan Al Fatihah ayat kedua yaitu Alhamdulillahi rabbil alamin, menyebutkan bahwa Rabbil Alamin itu maknanya adalah
خَالِقُهُمْ وَمُرَبِّيْهِمْ وَمُدَبِّرَ أُمُوْرِهِمْ
“Pencipta mereka, Pendidik (mengasuh) mereka dan Pengatur urusan-urusan mereka”
Kita akan mencoba melihat ayat-ayat Al Quran yang membahas ketiga pokok pengertian Rabb ini.
1. Pencipta
Allah adalah pencipta alam semesta dan seluruh isinya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ٢١
"Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Qs. 2:21)
2. Pendidik (Pemelihara)
Allah juga yang mendidik, mengasuh dan memelihara makhluk-Nya. Allah memelihara seluruh aspek kehidupan makhluk-Nya.
a) Jasmani :
- memberi makan dan keamanan
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ ٤
"yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.Qs 106:3-4"
- memberi rizki
قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ ٣١
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah yang menganugerahkan rezeki kepadamu dari langit dan bumi, siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, serta siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka, mereka akan menjawab, “Allah.” Maka, katakanlah, “Apakah kamu tidak takut (akan azab Allah)?”
فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ ٣٢
Maka, itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya. Tidak ada setelah kebenaran itu kecuali kesesatan. Maka, bagaimana kamu dipalingkan (dari kebenaran)? Qs 10:31-32
- menyembuhkan
فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ ٧٧
Sesungguhnya mereka itu adalah musuhku, lain halnya Tuhan pemelihara semesta alam.
الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ ۙ ٧٨
(Allah) yang telah menciptakanku. Maka, Dia (pula) yang memberi petunjuk kepadaku.
وَالَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ ۙ ٧٩
Dia (pula) yang memberiku makan dan minum.
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ ٨٠
Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Qs 26:77-80
b) Akal
- mendidik
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣
Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤
yang mengajar (manusia) dengan pena. Qs. 96:3-4
c) Ruhani :
- memberi petunjuk
قَالَ فَمَنْ رَّبُّكُمَا يٰمُوْسٰى ٤٩
Dia (Fir‘aun) berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?”
قَالَ رَبُّنَا الَّذِيْٓ اَعْطٰى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى ٥٠
Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah menganugerahkan kepada segala sesuatu bentuk penciptaannya (yang layak), kemudian memberinya petunjuk.”471) Qs. 20:49-50
- memberi taubat
كَذٰلِكَ اَرْسَلْنٰكَ فِيْٓ اُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَآ اُمَمٌ لِّتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُوْنَ بِالرَّحْمٰنِۗ قُلْ هُوَ رَبِّيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ مَتَابِ ٣٠
Seperti (pengutusan para rasul sebelummu) itulah, Kami (juga) mengutusmu (Nabi Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” Qs. 13:30
- memberi syafaat
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ ٣
Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,341) kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy342) (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Qs. 10:3
3. Mengatur urusan makhluk-Nya
- Allah menciptakan alam semesta dan menjaga alam semesta tersebut hingga masih kokoh tegak tanpa ada kekacauan apapun
a) Untuk alam semesta melalui sunnatullah
b) Untuk mengatur tata kehidupan manusia di bumi
“Apa pun yang kamu perselisihkan, keputusannya (diserahkan) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.” Qs. 42:10
“(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad), maka janganlah engkau sesak dada karenanya supaya dengan (kitab itu) engkau memberi peringatan, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti pelindung267) selain Dia. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (Qs 7:2-3)
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku (berada) di atas keterangan yang nyata (kebenarannya, yaitu Al-Qur’an) dari Tuhanku, sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya.
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” (Qs 6:57
Maka, apakah (pantas) aku mencari selain Allah sebagai hakim, padahal Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (dengan penjelasan) secara terperinci? Orang-orang yang telah Kami anugerahi Kitab Suci mengetahui (bahwa) sesungguhnya (Al-Qur’an) itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka, janganlah sekali kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (Qs 6:114)
Pengertian Tauhid Rubbubiyah yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb dalam pengertiannya yang sudah disebutkan di atas, tegasnya yaitu:
- Allah sebagai satu-satunya pencipta, pemberi rizki, pendidik dan pemelihara makhluknya,
- juga Allah sebagai sumber hukum, baik hukum untuk mengatur tata kehidupan alam semesta (sunnatullah) maupun hukum untuk mengatur tata kehidupan manusia di dunia. (perhatikan ayat ayat di atas Qs. 42:10 Qs 7:2-3 Qs 6:57 Qs 6:114)
- karena Allah adalah pencipta, maka Allah adalah pemilik, ini sesuai kaidah bahwa siapa yang menciptakan maka sesungguhnya ia memiliki hasil ciptaannya tersebut. Karena Allah adalah pencipta manusia dan pemilik manusia, maka Allah lah satu-satunya yang berhak mengatur manusia. Karena itu Allah menurunkan aturanNya untuk manusia.
- Disinilah ujiannya, Allah juga memberikan “kebebasan” manusia sebagai ujian bagi manusia tersebut, jika manusia mengikuti aturan Allah dan menjadikan aturan Allah sebagai dasar bagi kehidupannya, maka ia sudah memenuhi kewajibannya sebagai manusia. Aturan Allah tentu berlaku dalam kehidupan manusia sebagai pribadi, keluarga, masyarakat dan seluruh dunia.
g. Meyakini Allah sebagai Rab konsekuensinya adalah:
1) mengakui dan meyakini bahwa Allah menurunkan hukum-Nya untuk mengatur tata kehidupan alam semesta, atau yang biasa disebut dengan sunnatullah.
Contoh: mengapa benda-benda langit tidak saling bertabrakan? alam semesta ini yang menjaga adalah Allah, bukan semata karena terbentuk medan gravitasi sehingga peredaran benda-benda langit menjadi harmonis
“Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap; dan jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (Qs 35:41)
2) mengikuti hukum-Nya yaitu Al Qur’an untuk mengatur tata kehidupan manusia di dunia
“Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-Qur’an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Qs 10:37)
“Demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) sebagai penentu hukum yang berbahasa Arab. Sungguh, jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, niscaya engkau sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) pemelihara dari (siksa) Allah.(Qs 13:37)