Ramadhan Syahrul Quran

 

Allah sebagai pencipta seluruh makhluk yang ada dan menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna seperti dalam firman-Nya:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ 

“sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”  (QS. At-Tin (95): 4)

Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah memberikan hidayah kepada manusia untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Agar kebahagiaan itu dapat dicapai manusia maka perlu adanya petunjuk bagi manusia. Allah menjanjikan bagi setiap hamba-Nya yang mengikuti petunjuk-Nya, mereka pasti akan memperoleh kebahagiaan.

قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا ۚ فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

“Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2): 38)

Al Qur-an merupakan sumber utama ajaran Islam dan juga merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia. Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Al Qur-an sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal, dan memuat di dalamnya berbagai bidang ilmu dan hikmah yang sangat menakjubkan, dan sebagai kitab samawi yang paling mulia kedudukannya dan yang paling luas serta dalam ilmunya, dan paling rapi susunan katanya serta paling menyentuh tutur katanya. 

قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِيْ عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

“(Yaitu) Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) agar mereka bertakwa.” (QS. Az-Zumar (39): 28)


Ramadhan Syahrul Qur-an 

Allah telah menetapkan jumlah bilangan bulan adalah 12 bulan sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur-an:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”                      (QS. At Taubah (9): 36)

Diantara 12 bulan tersebut salah satunya adalah bulan Ramadhan, bulan yang penuh kemuliaan dan sering disebut dengan bulan Al Qur-an (شهرِالقرأن). Satu-satunya bulan yang disebut di dalam Al Qur-an. Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur-an yang padanya diturunkan Al Qur-an menjadi petunjuk bagi sekalian manusia dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk tersebut, serta menjadi pembeda antara yang haq dan yang batil. 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah (2): 185)

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr (97): 1)

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

“Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi, Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan (44): 3)

Bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al Qur-an dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia, pada bulan ini pula dimulai diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan pada bulan ini juga malaikat Jibril  mengajarkan Al Qur-an kepada Nabi Muhammad kemudian beliau memperdengarkan (menghadapkan) bacaan Al Qur-an kepada malaikat Jibril.

Dalam bulan Ramadhan, Al Qur-an memiliki kedudukan yang lebih agung. Sebab, perhatian Nabi Muhammad terhadap Al Qur-an meningkat pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu, ada hikmah diturunkannya Al Qur-an di bulan Ramadhan, yaitu:

1. Tadarrus Al Qur-an seorang muslim di bulan Ramadhan semakin meningkat.

Bulan dimana pertama kali turunnya Al Qur-an sebagaimana kisah malaikat Jibril membacakan 5 ayat pertama Al Qur-an kepada Nabi Muhammad.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah! Rabmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al 'Alaq (96): 1-5)

Dalam peristiwa ini, malaikat Jibril memerintahkan pertama kali kepada Nabi Muhammad untuk membacakan Al Qur-an yang akhirnya Nabi mampu membacanya. Sehingga dengan peristiwa ini seorang muslim lebih semangat dalam membaca Al Qur-an. Para ulama pun mensyariatkan untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al Qur-an di bulan Ramadhan.

2. Seorang muslim lebih semangat dalam mengkhatamkan Al Qur-an di bulan Ramadhan

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab dari 'Ubaidallah bin 'Uqbah bahwa Ibnu 'Abbas radliallahu'anhuma berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril alaihissalam datang menemui Beliau. Dan Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur'an) hingga Al Qur'an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus". (H.R. Bukhari no 1769 kitab Shaum bab Di bulan Ramadan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam lebih banyak beramal kebaikan)

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qaza'ah Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Az Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang paling ringan untuk berbuat kebaikan. Dan paling dermawan lagi pada bulan Ramadlan. Sebab, Jibril menemuinya pada setiap malam dalam bulan Ramadlan hingga ia berbaring sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperdengarkan bacaan Al Qur`annya. Maka di saat Jibril menemuinya, pada saat itu pulalah beliau menjadi orang yang lebih cepat berbuat kebaikan bahkan melebihi cepatnya angin yang berhembus.

(H.R. Bukhari no 4613 kitab Keutamaan Al Qur`an bab Jibril membacakan Al-Qur'an kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam)

(H.R. Muslim no 4268 kitab KEUTAMAAN bab Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah orang yang paling banyak berbuat baik)

Setiap bulan Ramadhan, malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad untuk bertadarrus bersama. Nabi memuraja’ah (mengulang) dan mengkhatamkan semua ayat yang turun antara Ramadhan tersebut dengan Ramadhan sebelumnya.

3. Seorang muslim memiliki semangat yang kuat untuk mengkaji Al Qur-an

Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal Telah menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku 'Alqamah bin Martsad Aku mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini."

(H.R. Bukhari no 4639 kitab Keutamaan Al Qur`an bab Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya)

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Alqamah bin Martsad dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman bin 'Affan ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya."

(H.R. Bukhari no 4640 kitab Keutamaan Al Qur`an bab Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya)

Turunnya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan sugesti yang sangat kuat bagi seorang muslim  untuk banyak membaca dan mengkajinya di bulan tersebut. Kaum muslimin pun berbondong-bondong mendatangi halaqah – halaqah kajian Al Qur-an, karena Al-Qur’an memiliki rasa yang khusus pada bulan Ramadhan.


Amalan Didalam Syahrul Qur-an

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (Al-Baqarah/2:185)

Al Qur-an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan, هُدًى لِّلنَّاسِ artinya bahwa Al Qur-an adalah petunjuk bagi manusia ke jalan yang benar. Sedangkan وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى artinya petunjuk yang jelas dan nyata, yang menjelaskan seluruh hukum – hukum Allah. Sedangkanوَالْفُرْقَانِ  artinya pemisah antara yang haq dan yang bathil, penjelas yang halal dari yang haram. 

Bagaimana semua pengertian itu bisa terwujud jika manusia atau seorang muslim belum melakukan interaksi dengan Al Qur-an. Maka di dalam bulan yang penuh keberkahan dan disebut pula Bulan Qur-an sepatutnya seorang muslim lebih intensif berinteraksi dengan Al Qur-an, yaitu:

1. قِرَاءَ ة , artinya BACA. Sebagai kunci pembuka berinteraksi dengan Al Qur-an. Sebagaimana diartikan membaca sesuatu, misal membaca buku (اقرأ كتاب). 

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. (Al-'Alaq/96:1-2)

Nabi Muhammad diperintah oleh Malaikat Jibril untuk membaca Al Qur-an yang awalnya beliau susah dalam membacanya, tetapi dengan pertolongan Allah beliau dapat membacanya. 

Baca!!! Lakukan itu karena Allah. Yang awalnya sulit, karena dilakukannya karena Allah maka Allah akan memberikan pertolongan-Nya sehingga akan menjadi mudah. 

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ 

Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati. (Al-A'raf/7:204)

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ 

Apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (An-Nahl/16:98)

Bukankah Allah sudah memberikan semangat bagi siapa saja yang mempelajari Al Qur-an.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ 

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-Qamar/54:17,22,32,40)

وَلَقَدْ ada huruf ل taukid, huruf yang menguatkan kepada orang yang meragukan informasinya. Bahwa jika semua yang dilakukan karena Allah jika ada kesulitan – kesulitan apapun maka akan diurai dan akan diberikan kemudahan oleh Allah. 

2. تِلَاوَة , artinya membaca dengan diiringi pemahaman. اِقْرَأْ hanya membaca sedangkan اُتْلُ dengan maksud membaca, memahami dan mengamalkan.          

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ 

Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-'Ankabut/29:45)

        وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ 

Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur-an, dan saling mempelajari, melainkan mereka akan diberikan ketenangan, diliputi rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. (H.R. Muslim 2699 di dalam Syarah Shahih Muslim)

3. تَحْفِظْ , artinya menghafal. 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ 

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (Al-Qamar/54:17,22,32,40)

وَلَقَدْ ada huruf ل taukid, huruf yang menguatkan kepada orang yang meragukan informasinya. Bahwa ayat ini memberikan semangat bagi kita yang berniat menghafal Al Qur-an, Jika semua yang dilakukan karena Allah jika maka akan diberikan kemudahan oleh Allah dalam menghafal. Sudah banyak metode – metode dalam menghafal Al Qur-an.

 الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Hisyam dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Orang mukmin yang mahir membaca Al-Qur'an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." (H.R. Muslim 798 di dalam Syarah Shahih Muslim)

قَالَ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

"Barangsiapa menghafal sepuluh ayat awal dari surah Al-Kahfi, maka ia akan dijaga dari fitnah Dajjal." (H.R. Abu Daud 3765, H.R. Muslim 809 di dalam Syarah Shahih Muslim)

"Dikatakan kepada orang yang membaca Al-Qur'an, "Bacalah, dan naiklah, serta bacalah dengan tartil (jangan terburu-buru), sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca." (H.R. Abu Daud 1252)

Semoga pada bulan Ramadhan tahun ini kita semua bisa lebih semangat lagi dalam berinteraksi dengan Al Qur-an dan mendapatkan keberkahan-Nya.