Hubungan kepemimpinan di dunia ternyata akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Kepemimpinan termasuk perkara-perkara pokok dalam syariah Islam, syariah Islam tidak bisa tegak berdiri jika tidak ditopang oleh struktur kepemimpinan
Kepemimpinan Islam dikenal dalam beberapa nama. Nama yang dikenal dikalangan ahlussunnah wal jama’ah adalah Imamah. Imam Al Mawardi dalam bukunya Ahkamus Shulthaniyah menyebutkan bahwa imam adalah,“al-maudhu’u li khilafatin nubuwah fi hirasatid diini wa siyasatid dunya”, Imamah adalah judul bagi pengganti Nabi untuk menjaga Diin dan mengatur dunia”.
Islam menempatkan perkara kepemimpinan sebagai perkara yang pokok dan agung. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ketika kaum muslimin sedang dalam perjalanan, maka hendaknya diangkat salah seorang diantara mereka sebagai pemimpi.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ بَحْرِ بْنِ بَرِّيٍّ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Bahr bin Barri, Telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ajlan, dari Nafi', dari Abu Salamah, dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin!" (HR Abu Daud No.2241)
Tidak hanya di dalam perjalanan, apalagi ketika sedang muqim di satu tempat maka wajib atas kaum muslimin untuk mengangkat salah seorang diantara mereka sebagai pemimpin.
حَدَّثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هُبَيْرَةَ عَنْ أَبِي سَالِمٍ الْجَيْشَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ أَنْ يَنْكِحَ الْمَرْأَةَ بِطَلَاقِ أُخْرَى وَلَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَبِيعَ عَلَى بَيْعِ صَاحِبِهِ حَتَّى يَذَرَهُ وَلَا يَحِلُّ لِثَلَاثَةِ نَفَرٍ يَكُونُونَ بِأَرْضِ فَلَاةٍ إِلَّا أَمَّرُوا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ وَلَا يَحِلُّ لِثَلَاثَةِ نَفَرٍ يَكُونُونَ بِأَرْضِ فَلَاةٍ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ صَاحِبِهِمَا
Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepada kami Abddullah bin Hubairah dari Abu Salim Al Jaisyani dari Abdullah bin 'Amru, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Tidak halal bagi seorang lelaki menikahi seorang wanita dengan menceraikan (isterinya) yang lain, dan tidak halal bagi seorang lelaki menjual di atas penjualan temannya sampai ia meninggalkannya, dan tidak halal bagi tiga orang yang berada di padang sahara kecuali jika mereka mengangkat salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin, dan tidak halal bagi tiga orang yang sedang berada di padang sahara dua orang di antara mereka berbicara tanpa melibatkan teman mereka (yang ketiga)." (HR Ahmad No.6360)
Hadits diatas menjelaskan bahwa baik dalam perjalanan maupun ketika mukim, wajib hukumnya untuk mengangkat seorang pemimpin.
Imamah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam syariah Islam. Al Quran dan sunnah menjelaskan kedudukan imamah sebagai berikut :
1. Setiap orang akan dipanggil pada hari akhir bersama pemimpinnya masing-masing.
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.” Qs. 17/71
“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs 16:89)
“Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu. (QS 4:41)
[299] Seorang Nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, Apakah perbuatan itu sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya Kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, Maka dapatkah kamu menghindarkan daripada Kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada Kami, niscaya Kami dapat memberi petunjuk kepadamu. sama saja bagi kita, Apakah kita mengeluh ataukah bersabar. sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". (Qs 14:21)
2. Penyesalan di hari akhir karena salah memilih pemimpin di dunia. Penyesalan ini terjadi karena mereka telah salah dalam memilih pemimpin di dunia yang berdampak kepada kesengsaraan di akhirat.
“Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".” Qs. 14:21
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.” Qs. 2/166-167
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul" Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". Qs. 33/66-68
“46. kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1324], dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".47. dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, Maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya Kami adalah pengikut-pengikutmu, Maka dapatkah kamu menghindarkan dari Kami sebahagian azab api neraka?"48. orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena Sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)".49. dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari Kami barang sehari".50. penjaga Jahannam berkata: "Dan Apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" mereka menjawab: "Benar, sudah datang". penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. “(Qs 40:46-50)
“27. sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan.28. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada Kami dan kanan[1276].29. pemimpin-pemimpin mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman". 30. dan sekali-kali Kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. 31. Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; Sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). 32. Maka Kami telah menyesatkan kamu, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang sesat. 33. Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. 34. Sesungguhnya Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. 35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, 36. dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" Qs 37;27-36)
[1276] Maksudnya: Para pemimpin itu mendatangi pengikut-pengikutnya dengan membawa tipu muslihat yang mengikat hati.
“59. (Dikatakan kepada mereka): "Ini adalah suatu rombongan (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka)". (Berkata pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka): "Tiadalah Ucapan selamat datang kepada mereka karena Sesungguhnya mereka akan masuk neraka".60. Pengikut-pengikut mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah. tiada Ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang menjerumuskan Kami ke dalam azab, Maka Amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat menetap".
61. mereka berkata (lagi): "Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan Kami ke dalam azab ini Maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka".
62. dan (orang-orang durhaka) berkata: "Mengapa Kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) Kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
63. Apakah Kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata Kami tidak melihat mereka?"
64. Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka”. (Qs. 38:59-64)
Yang dimaksud dengan pemimpin pada ayat-ayat diatas adalah pemimpin yang diikuti keputusannya dan peraturan-peraturan yang menentang ketentuan Allah dan Rasul-Nya.